Ahad, Februari 24, 2013

:: Wali ::

Views

Tangan yang berselirat kedutan urat
Dahi yang berlipat kerut
Jasad yang sekeping cuma
Wajah yang punya mendung segala

Dia, 

Memacu langkah perlahan-lahan
Mencari secicip rezeki buat anakanda yang tercinta
Hanya bersenjatakan kudrat yang lemah 
Tidak menghalang impinya membuat buah hatinya tertawa
katanya,
" senyuman seorang anak, mampu menyinar bahagia "

Dia Waliku,

Sang pelindung tika dalam ribut sukarku,
Sang penuntun tika lari dari landasanku
Sang penegak tika kelakuan simpang salahku
Sang penglipur saat lautan rebah menempah bahuku

Waliku, 
suatu saat dahulu, 
ada duri-duri tajam yang telah melukai setiap perjalanan kita
Setiap langkahan mencederakan hati yang menyusur laluan usia
kadang kelibatmu ada, 
kadang kelibatmu juga tiada
Ada waktu, ku tidak bisa merasa sentuhan kasih sayangmu 
Ada ketika, jiwa ini meracau menagih pelukan seorang ayahanda yang menumpukan pada anakanda-anakanda yang membesar sekelip mata
Antara momen-momen yang dibina, 
Ada pahit suka tawa dukanya.
Tapi kini, Engkau telah kembali tertawa.
Kembali memimpin tangan-tangan yang dahagakan sentuhan seorang bapa
Merealisasikan tiap mahligai kami yang bakal dibina
Membanting tulang melunaskan segala kerja

Katamu lagi,
" Tugas seorang ayah ibu, mengisi kesusahan anaknya dengan meringankan mereka "

Terkadang, 
Minda ada berselirat ngeri,
Bimbang mereka pergi sebelum tiba
pasti tubuh tidak akan gagah berdiri
kerna ketidaksediaan terus berapi
walau nanti ada peneman disisi
dan dia yang menjadi Wali
Tetap jua tidak mahu yang sedia ada berganti
Biar sempat ku meraih segala mimpi
Dan kan ku ceburkan segala yang ada dan diberikan kepadanya sang wali

Dia wali...
persis karang yang menjaga debu pepasir
Menjaga ku 
Melindungiku
Merelakan dirimu diterpa deburan buih 
Menghalang dari raga dan jiwaku dibasahi
Yang berlalu ,datang dan pergi

Nanti, 
Akan tiba suatu masa.
Dia jadi Wali, dan akan memberi.
Kepada insan untuk materikan lafaz Sakinah buat diri
Bakal beralih pundak wali kepada sang peneman buat anakandanya untuk menjadi bidadari.

Wali,
Ayah.
Dia menjadi saksi.
Kedewasaan anakmu yang bakal menjadi puteri.
Terima kasih atas pengorbananmu yang menitipkan kebaikan buat kami
Segala yang dikerah , akan dibalasi.
Dengan senandung agama,
Dengan acuan akhlak yang terjaga
Berjanjinya kami menjadi anak yang mengenang jasa.

Dia wali.
Ayahanda yang disayangi.
Moga segala kesakitan yang menimpamu, 
Allah sembuhkan dan membawa 'ia' jauh pergi.
Biar kudratmu menyihatkan jasad, 
Biar hatimu terubat walau ditimpa kemelut jahat.

Sayangmu Waliku.
Ayahanda tercinta.
Anakmu kian dewasa.
Meniti satu titi awalan bulan tiga,
Menyusur lagi awalan bulan enam yang bakal menjelang tiba.

Wali, peneman, lafaz sakinah.

'Dan , bidadari solehah..' 

Allah..Allah.



- AtinJieha-
24022013
07:58 P.M

Senyum Simpul.
Maafkan aku ayah! 


☂Asal Allah redho,Tinta Ini Pasti Bernada.Ya, Teruskan Tersenyum!☂

1 ulasan:

cimon berkata...

He will be the happiest men on earth on the day of your wedding. Moga bahagia hingga ke Jannah. (^_^)

 
COPYRIGHT@Segala Yang Tercatat Di Atas Semua Hak milik Atin Jieha Pemilik SKH