Khamis, Mac 21, 2013

:: Wanita Kaktus ::

Views
فَيا رِيْحَ الّصَبَا هِبِّي
"Wahai angin Pagi , bertiuplah~

خُذِيْ قَوْلِي إلَى صَحَابَتِي
Sampaikan perkataan kepada sahabatku ."

Yang dipisahkan antara dua bahagian.
Jauh dari pertemuan.

Puing-puing Doa dihembuskan , 
Moga TUHAN sudi memerintahkan angin membawakan doa sampai di benua sana,
Kepada wanita kaktus itu, 
Tubuh dan jasad yang berduri, 
Namun hakikatnya halus di sanubari.

--------------------------------------------



Di tengah padang pasir, 
Gersang.
Tumbuh kaktus yang membesar, Diam.
Duri yang membaluti, 
Hijau menjadi pembayang diri, 
Tegar seorang diri.

Tika langit hangat membiru, Hening.
Mentari ligat memancar, Terik.
Sang kaktus tidak resah menjalani..
Kehidupan seperti biasa , dengan naungan ILAHI Rabbi.

Aku sendiri kaget, 
Bagaimana 'dia' bisa gagah berani, 
walau sendiri,
Walau tiada yang menemani,
Di tanah gersang yang kadang punya ranjau-ranjau yang menyakiti
'Dia' kukuh menyemai mimpi.
Mendongak ke langit,
Lantas berdoa..
' Oh Tuhan, aku yang diciptakan ENGKAU, yang berduri, yang bersendiri, Maka.. izinkan di atas sana nanti, aku dikategorikan salah satu flora yang dikurniakan untuk berdiam di syurga-MU Rabbi..~

Amin Ya Rabbal 'Alamin.


--------------------------------

Wanita kaktus ini, 
Senyum simpulnya penuh gamat,
Saat salam bertemu dan tersambut, 
Awan pun bertepuk,
Berganti bintang, Syairnya merdu melapangkan.
Bayu menari, 
Langit mulai merangkul mentari..

Dinihari ini, 
Lalang renung tersenyum,
Menghayunkan jasad 
Dilirik purnama memikat
Menyampaikan pesanan berhajat, 
Buat wanita kaktus yang terkadang dilihat acap penat.

Duhai wanita kaktus, 
Aku sang lalang. 
Yang berdiam juga di tanah lapang. 
Tidak merasa suasana tanah gersang, 
Namun sedayanya menyelami perasaan,
Bahawa tidak mudah berdiri sendiri di tanah gersang.

Kadang terik yang memancar, Membuai lelah.
Kadang dingin yang mengigit tulang belulang, memuja resah.
fuhhh~

Namun, 
Engkau genggam FIRMAN Rabbmu,
Engkau untai setiap sabda dalam hati dan perilakumu.
Aku kagum sekali ..
Kadang tercetus sekelumit cemburu dalam diri, 
Mampukah aku Gagah seperti wanita kaktus yang berduri? 

Wanita kaktus, 
Taman ini kanvas kosong,
Punya kisah-kisah yang termaktub namamu disini.
Tetap ku garapkan sebagai pedoman untuk diri.
Agar secangkir tabahmu menghembuskan taman suram ini, 
Moga tetap ayat ILAHI gah disini.
Dengan ikon wanita kaktus sepertimu menjadi contoh teladan yang menepati.

Nahh~ 
Aku kangen kepadamu.
Wanita kaktus persis serikandi. 
:')


# Sanah helwah sayang. 
Walau telat, moga menusuk ke hatimu tepat.
Hanya ini yang mampu ku garap. 
Ukhuwah , till Jannah Ya!


- Atin Jieha - 
21032013
22:06p.m
:')


Nota SKH:
Malam yang kelam, 
Hati terasa suram.
Mungkin , aku terlalu rindu sebuah dakapan.
Yang menyajikan pelukan yang penuh kasih dan sayang.
Dari tangan-tangan teman, moga ada 'aku' dalam ingatan. 








☂Asal Allah redho,Tinta Ini Pasti Bernada.Ya, Teruskan Tersenyum!☂

1 ulasan:

cimon berkata...

Teman, walau tidak bersua, namun tidak putus doa dipanjatkan pd yg Maha Esa, sbg penganti diri buat pengubat rindu kejauhan. ^_^

p/s: teman kita...memberi salam dipermulaan dan diakhir bicara. ^_~

 
COPYRIGHT@Segala Yang Tercatat Di Atas Semua Hak milik Atin Jieha Pemilik SKH